SUDAHLAH
Sudahlah….
Eiffel itu terlalu tinggi.
Bahkan menjulang
Menembus batas waktu.
Berhenti untuk terus mendaki
Sebelum kau terpeleset.
Tidak cukupkah laut mengejarmu??
Jangan biarkan dirimu melambung.
Melayang lalu terhempas berserakah.
Taruhlah cermin disetiap sudut rumahmu.
Sehingga kau tersadar.
Sapa dirimu dan sapa dirinya.
Aku tak ingin terseret ombak gelisah.
Tenggelam disamudra Artik
Tapi bagaimana mungkin
Aku menepis perasaan ini.
Perasaan yang tuhan ciptakan untukku
Karna sungguh aku mencintainya.
Karan tuhan.
Aku rela menderita dalam cinta.
..HIDUP..
Sudahlah….
Eiffel itu terlalu tinggi.
Bahkan menjulang
Menembus batas waktu.
Berhenti untuk terus mendaki
Sebelum kau terpeleset.
Tidak cukupkah laut mengejarmu??
Jangan biarkan dirimu melambung.
Melayang lalu terhempas berserakah.
Taruhlah cermin disetiap sudut rumahmu.
Sehingga kau tersadar.
Sapa dirimu dan sapa dirinya.
Aku tak ingin terseret ombak gelisah.
Tenggelam disamudra Artik
Tapi bagaimana mungkin
Aku menepis perasaan ini.
Perasaan yang tuhan ciptakan untukku
Karna sungguh aku mencintainya.
Karan tuhan.
Aku rela menderita dalam cinta.
..HIDUP..
Angin bertiup
Seakan menggoyahkanku dari keimananku.
Bertahan namun terpuruk.
Menjerit tapi hampa.
Indahnya dunia
Seakan sirna ditelan kegelisahan hidup.
Hancur mengalir dengan tetesan air mata
Aku berjalan kedepan
Namun tak mampu untuk beranjak dari tempatku
Aku terkunci
Dalam gelapnya kehidupan
aku takut jikalau
harus berenang2 dalam
ruang hampa ini
aku rela menjalani hidup ini
dalam penderitaan dan kehampaan
demi...
tuhan sang pencipta alam semesta.